Senin, 23 Mei 2016

Backpacker Malaysia Ternyata Doyan Tempe, Sayum Asem, Ketan dan Lemper



Selama tinggal di kediaman personil Depokpos di Pancoranmas, tamu asal Malaysia itu dijamu dengan sajian kuliner khas Depok. Untuk sarapan pagi, rombongan mencicipi Nasi Uduk, Lontong Sayur, Ketan, Lemper, Tempe dan makanan khas lainnya.

Setiba di Kampung Rambutan pukul 05.00 WIB, rombongan backpacker asal Malaysia yang merupakan gabungan dari NGO Malaysia, MAPIM (Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia) dan Pertubuhan Dakwah Backpakers Malaysia, melanjutkan perjalanan menuju Kota Depok, Jawa Barat dengan menggunakan angkot jurusan Terminal Depok.

Setiba di Terminal Depok, rombongan dijemput oleh salah satu perwakilan Depokpos untuk menyambut dan menjemput backpackers tersebut untuk menuju Pancoranmas, Depok untuk melepas lelah dan menginap selama satu malam.

Selama tinggal di kediaman personil Depokpos di Pancoranmas, tamu asal Malaysia itu dijamu dengan sajian kuliner khas Depok. Untuk sarapan pagi, rombongan mencicipi Nasi Uduk, Lontong Sayur, Ketan, Lemper, Tempe dan makanan khas lainnya. Saat makan siang, mereka juga menyantap sayur Asem, sambal terasi, ikan teri, ayam goreng dan emping.  Saat dinner, mereka mencoba makan ketroprak. Terlihat tamu asal Malaysia itu begitu lahap dan berkeringat.

Diantara tamu yang menyantap hidangan itu, ada yang suka sekali dengan masakan tempe, lemper, ketan, dan sayur asem. Dalam perbincangan ringan, kami saling menceritkan tentang nama-nama makanan khas masing-masing negara. Ada makanan sejenis namun berbeda namanya. “Saya suka tempe ini. Sejak sarapan pagi hingga makan siang, saya merasakan nikmatnya makan tempe,” kata Muhammad Syahmi Fitri.

“Selama melintas Sumatra, kami jadi mengetahui adat dan budaya suku Aceh, Melayu, Batak, Lampung, termasuk bahasa, makanan khas tradisional masyarakat setempat. Kami belajar banyak dari bangsa Indonesia yang berbeda-beda suku, agama dan bahasa, namun tetap bersatu. Bahkan, kami juga mendapat wawasan baru soal sistem transportasi dan jalan raya,” kata Azfar, begitu anak muda ini disapa.

Selama di Depok, mereka mengunjungi Masjid Kubah Mas di Cinere, bersilaturahim ke sekretariat KNRP di Jalan Tole Iskandar, dan menyambangi Pesantren Darul Rahman pimpinan KH. Syukron Makmun di perbatasan Sawangan-Parung.

Bicara backpackers, Dijelaskan Ketua Pertubuhan Dakwah Backpakers Malaysia, Azfarizal Azfariey mengatakan, persiapan untuk perjalanan melalui jalur darat, ternyata tak terlalu besar biayanya. Masing-masing menyediakan uang sebesar 1.500 ringgit atau Rp. 4 juta per orang. Namun hingga di Depok, mereka baru menghabiskan uang hanya Rp. 1 juta lebih.
 
“Kuncinya adalah menjalin silaturahim. Kami punya nomor kontak relasi di Indonesia. Berkat pertolongan Allah, kami bisa menghemat biaya perjalanan dengan bermalam di rumah kediaman relasi kami atau rekan lama secara cuma-cuma. Saat kami hendak membayar biaya penginapan, termasuk makan, relasi kami menolaknya. Alhamdulillah kami banyak dibantu, dan mereka ikhlas menolong. Itulah pentingnya silatutrahim,” kata Azfar. (Desastian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar