Selama
tinggal di kediaman personil Depokpos di Pancoranmas, tamu asal Malaysia itu
dijamu dengan sajian kuliner khas Depok. Untuk sarapan pagi, rombongan
mencicipi Nasi Uduk, Lontong Sayur, Ketan, Lemper, Tempe dan makanan khas
lainnya.
Setiba
di Kampung Rambutan pukul 05.00 WIB, rombongan backpacker asal Malaysia yang
merupakan gabungan dari NGO Malaysia, MAPIM (Majelis Perundingan Pertubuhan
Islam Malaysia) dan Pertubuhan Dakwah Backpakers Malaysia, melanjutkan
perjalanan menuju Kota Depok, Jawa Barat dengan menggunakan angkot jurusan
Terminal Depok.
Setiba di Terminal Depok, rombongan dijemput
oleh salah satu perwakilan Depokpos untuk menyambut dan menjemput backpackers
tersebut untuk menuju Pancoranmas, Depok untuk melepas lelah dan menginap
selama satu malam.
Selama
tinggal di kediaman personil Depokpos di Pancoranmas, tamu asal Malaysia itu
dijamu dengan sajian kuliner khas Depok. Untuk sarapan pagi, rombongan
mencicipi Nasi Uduk, Lontong Sayur, Ketan, Lemper, Tempe dan makanan khas
lainnya. Saat makan siang, mereka juga menyantap sayur Asem, sambal terasi,
ikan teri, ayam goreng dan emping. Saat
dinner, mereka mencoba makan ketroprak. Terlihat tamu asal Malaysia itu begitu
lahap dan berkeringat.
Diantara
tamu yang menyantap hidangan itu, ada yang suka sekali dengan masakan tempe,
lemper, ketan, dan sayur asem. Dalam perbincangan ringan, kami saling
menceritkan tentang nama-nama makanan khas masing-masing negara. Ada makanan
sejenis namun berbeda namanya. “Saya suka tempe ini. Sejak sarapan pagi hingga
makan siang, saya merasakan nikmatnya makan tempe,” kata Muhammad Syahmi Fitri.
“Selama
melintas Sumatra, kami jadi mengetahui adat dan budaya suku Aceh, Melayu,
Batak, Lampung, termasuk bahasa, makanan khas tradisional masyarakat setempat.
Kami belajar banyak dari bangsa Indonesia yang berbeda-beda suku, agama dan
bahasa, namun tetap bersatu. Bahkan, kami juga mendapat wawasan baru soal
sistem transportasi dan jalan raya,” kata Azfar, begitu anak muda ini disapa.
Selama
di Depok, mereka mengunjungi Masjid Kubah Mas di Cinere, bersilaturahim ke
sekretariat KNRP di Jalan Tole Iskandar, dan menyambangi Pesantren Darul Rahman
pimpinan KH. Syukron Makmun di perbatasan Sawangan-Parung.
Bicara
backpackers, Dijelaskan Ketua Pertubuhan Dakwah Backpakers Malaysia, Azfarizal
Azfariey mengatakan, persiapan untuk perjalanan melalui jalur darat, ternyata
tak terlalu besar biayanya. Masing-masing menyediakan uang sebesar 1.500
ringgit atau Rp. 4 juta per orang. Namun hingga di Depok, mereka baru
menghabiskan uang hanya Rp. 1 juta lebih.
“Kuncinya adalah menjalin silaturahim. Kami punya nomor kontak relasi di Indonesia. Berkat pertolongan Allah, kami bisa menghemat biaya perjalanan dengan bermalam di rumah kediaman relasi kami atau rekan lama secara cuma-cuma. Saat kami hendak membayar biaya penginapan, termasuk makan, relasi kami menolaknya. Alhamdulillah kami banyak dibantu, dan mereka ikhlas menolong. Itulah pentingnya silatutrahim,” kata Azfar. (Desastian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar