Tak ada kitab suci yang mudah dihafal, selain kitab sucinya
umat Islam, yakni Al Qur’an. Itulah salah satu mukjizat Al Qur’an. Selain mudah
dihafal, juga menjadi pelajaran bagi yang berakal. Allah lah yang menjaga kitab
suci ini di dalam hati kaum muslimin, sehingga Al Quran terjaga dari kepunahan,
abadi sepanjang masa.
Allah
SWT telah memuliakan umat ini, yang telah menjadikan hati orang-orang yang
shaleh sebagai tempat pemeliharaan firman-firman-Nya dan dada-dada mereka
sebagai mushaf untuk menjaga ayat-ayat-Nya. Allah SWT berfirman dalam salah
satu hadits Qudsi: “Sesungguhnya Aku mengutusmu untuk menguji dirimu dan Aku
menguji denganmu. Dan aku telah menurunkan sebuah kitab kepadamu, yang tidak
akan luntur karena air, engkau membacanya di kala tidur maupun terjaga.” (HR Muslim)
Imam
Abu Hasan al-Mawardi dalam kitab A’lam an-Nubuwah mengatakan, hal ini
sebagai pertanda kekhususan Ilahi, dimana Allah mengutamakannya dari
kitab-kitab selainnya.
Dalam Nuzhatul Uqala’ Tahzib Siyaru ‘Alam an-Nubala:
2/247, ada beberapa kedudukan dan keutamaan al-Hafiz atau para penghafal Al
Qur’an: Pertama, memiliki derajat
dan kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain ketika di akhirat nanti,
sebagaimana hadits Nabi SAW: “Dikatakan kepada ahli Al Qur’an: Bacalah dan
naiklah dan tartilkanlah bacaanmu sebagaimana engkau dulu membacanya secara
tartil di dunia, karena sesungguhnya tempatmu terletak di akhir ayat yang
engkau baca.” (HR Abu Daud).
Kedua, al-Hafiz
didahulukan urusannya, baik di dunia maupun akhirat, di antaranya, ia
lebih berhak menjadi pemimpin. Sebagai contoh, Umar ra pernah menyetujui
pilihan Nafi bin Abdul Harits yang mengangkat budaknya sebagai pemimpin karena
ia adalah seorang hafiz. Umar ra teringat sabda Nabi SAW:“Sesungguhnya Allah
SWT mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini dan menghinakan pula kaum
yang lain.”(HR Muslim)
Ketiga,
al-Hafiz adalah kekasih Allah,
sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT memiliki kekasih
dari manusia, para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah, siapakah mereka? Nabi
menjawab: “Mereka adalah ahlu al-Quran, mereka menjadi Ahlullah dan
kekasih-Nya.”(HR Ibnu Majah).
Keempat, jasad seorang hafiz tidak dapat tersentuh
api neraka, Rasulullah SAW bersabda: “Kalau
sekiranya Al Qur’an itu berada di atas kulit, niscaya ia tidak akan termakan
api.” (HR Ahmad). Maksud
dari api dalam hadits ini adalah api neraka dan orang yang selalu menghafal dan
membaca Al Qur’an tidak akan dijilat oleh api neraka.
Kelima, seorang hafidz adalah orang yang arif di
surga, Rasulullah SAW bersabda: “Para
qari’-qari’ah itu adalah orang yang arif di surga”. (HR Ibnu Jami’ dalam kitab Al-Mu’jam).
Keenam, seorang hafidz adalah pembawa panji-panji Islam. Dari Abu Umamah bahwa Nabi SAW
bersabda: “Orang yang hafal Al-Quran itu adalah pembawa panji-panji Islam.
Siapa yang memuliakannya berarti ia memuliakan Allah, dan siapa yang
menghinanya, maka ia akan dilaknat oleh Allah SWT” (HR Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus).
Ketujuh, Alhafidz dapat memberikan syafaat kepada keluarganya, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membaca Al-Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya
ke dalam surga, dan memberinya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya
dimana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk neraka”. (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Setelah mengetahui
keutamaan-keutamaan ini, hendaknya seorang muslim berkeinginan kuat untuk bisa
menghafal Al Qur’an. Simaklah pesan emas
yang diriwayatkan dari Imam az-Zahabi di dalam kitab Siyaru ‘Alam an-Nubala
dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: “Hendaklah
kalian bertaqwa kepada Allah, karena ia merupakan pangkal dari segala sesuatu.
Berjihadlah, karena ia merupalan dalil-dalil ke-Islam-an. Dan hendaklah kalian
mengingat Allah dan membaca Al Quran, karena ia merupakan Ruh-mu di Ahli langit
dan zikirmu di Ahli bumi.”
Tips
Mudah Hafal Al Qur’an
Syekh Ali Jaber telah mempelajari
Al Qur’an sejak usia 3 tahun. Tamat menghafal Al Qur’an usia 8 tahun, dan
memantabkan hafalannya (hingga 30 juz) saat usia 11 tahun. Sejak itu ia
mendapat ijazah Sanad Qur’an dari guru
yang mengajarnya.
Secara khusus, Yayasan Syekh Ali
Jaber, telah menghadirkan Program Mahir dengan Al Qur’an dengan mengadakan
pelatihan Sanad Al Qur’an kepada guru Al Qur’an dan imam-imam masjid, agar
tajwid yang mereka baca seperti bacaan Al Qur’an Rasulullah Saw.
“Selain mengembangkan program
hafal Al Qur’an dengan daurah sanad, saya juga bercita-cita untuk mengembangkan
program menghafal hadits. Karena Qur’an
dan hadits adalah petunjukan umat Islam yang harus dijaga. Sayang sekali, jika kita
memiliki kualitas orang penghafal Al Qur’an dengan ijazah dan sanad, tapi tidak
disertai penghafal hadits,” ujar Syekh Ali.
Ada beberapa tips jitu Syekh Ali
kepada masyarakat awam untuk menghafal Al Qur’an. Pertama, sering-sering membaca,
tilawah Al Qur’an. Gunakan waktu yang tepat, seperti sehabis shalat Subuh,
untuk muraja’ah atau tilawah. Jangan fokuskan dulu menghafal, tapi bacalah
secara rutin. Kalau ini terjaga Insya Allah memudahkan kita untuk menghafal.
Jangan berjam –jam membaca hanya untuk hari ini, tapi esoknya tak rutin lagi
tilawah.
Tips kedua, sering-seringlah mendengar
atau menyimak tilawah murotal dari CD. Jika ingin hafal satu surah, fokuskan
mendengar satu surah berkali-kali. Kuncinya jangan perbah bosan. Karena tidak
ada ruginya, sekalipun tidak berhasil menghafal Al Qur’an, tetap setiap satu
huruf akan mendapat sepuluh kebaikan. Pahalanya tetap sempura disisi Allah.
“Intinya, hafalkan sesuai kemampuan
masing-masing. Jika hanya mampu hafal satu ayat tak mengapa, atau setengah
halaman, satu halaman, atau bahkan dua halaman, silahkan saja. Saya usulkan, targetkan
setengah halaman, begitu berhasil dihafal, jangan tambah lagi ke hafalan yang
baru. Sebelum pindah ke hafalan baru, hendaknya
ditunda hingga esok harinya.
Tips ketiga, ayat-ayat yang sudah
dihafal, kemudian diulang saat melakukan shalat sunnah qabliyah ba’diyah, atau tahiyatul
masjid, Dhuha, dan shalat sunnah lainnya. Ini satu cara untuk menguatkan hapalan
kita.
Terpenting, tanamkan niat yang
ikhlas, agar tidak timbul ujub (bangga diri), ingin dikenal dan supaya
dipanggil hafizh. Jadikanlah Al Qur’an sebagai pedoman dan panduan hidup, agar
terwujud perilaku dan akhlak Qura’ni dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. (Desastian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar