Awalnya,
bangsa India dan Yunani mengembangkan ilmu astronomi dengan segala kesungguhannya.
Terbukti, mereka meraih puncak perkembangan ilmu astronomi pada masa itu.
Ketika kesadaran ilmiah bangsa India dan Yunani mengalami kemunduran karena
berbagai faktor, perkembang ilmu astronomi mulai berpindah tangan ke bangsa
lain.
Ilmu
astronomi bergulir dari tangan bangsa Yunani ke bangsa Arab. Kemudian bangsa
Arab mengambil alih ilmu astronomi yang sempat tersendat-sendat pada masa-masa
keruntuhan bangsa Yunani. Dengan latar belakang agama Islam yang memicu
kesadaran ilmiah, bangsa Arab berhasil dari kubangan kebodohan menuju cahaya peradaban yang lebih maju.
Berbagai
teori baru dan penemuan alat astronomi ditemukan pada masa kejayaan Islam.
Peradaban Islam yang berjalan selama kurang lebih 14 abad ini berhasil
menelurkan ratusan ahli astronomi, hingga tersebar ke seluruh dunia, dari
bangsa Cina di Timur hingga bangsa Eropa di Barat.
Pada
masa kekhilafahan Islam, ilmu astronomi berkembang menjadi fundamental bagi
perkembangan ilmu astronomi masa kini.
Keberhasilan ilmu astronomi sekarang ini tidak mungkin terjadi tanpa
hadirnya astronom Islam.
Setelah
sekian lama berjaya, akhirnya kekhilafan Islam harus turundari puncak
peradabannya sendiri. Kemudian kekhilafan Islam menjadi redup. Keruntuhan
peradaban Islam turut memberikan dampak negative pada perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu astronomi.
Berbagai
literatur menjadi tumpukan kenangan, bahkan telah banyak hilang. Alat-alat
astronomi yang ada pun tergilas zaman. Hanya sedikit sekali literature dan
alat-alat astronomi pada masa kejayaan Islam yang tersimpan. Itu pun tersimpan
di berbagai museum dan perpustakaan tertentu yang sulit dijangkau.
Sebab
Kemunduran
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran astronomi Islam, selain faktor
internal, juga dikarenakan faktor eksternal. Faktor internal itu diantaranya,
semakin jauhnya umat Islam dari nilai-nilai kesadaran ilmiah yang ada dalam Al
Qur’an. Pada masa kemunduran keilmuan Islam, umat Islam lebih tertarik dengan
hal-hal yang berbau mistik seperti astrologi, jimat, primbon dan hal-hal bid’ah
lainnya.
Menurut
penulis buku Islam dan Astronomi, Anton Ramadhan, berkembangnya paham sufisme
ekstrim menjadi salah satu penyebab umat islam hanya terfokus pada rutinitas
ibadah saja.
Faktor
lainnya, juga disebabkan, karena umat Islam dan pemimpinnya yang sibuk dengan
hal-hal yang tidak bermanfaat. Itu pernah terjadi pada masa khilafah Islam yang
bernama Mustasim, seperti diutarakan sejarawan Baron de Ohsson:
“(Muhtassim)
kekurangan semangat dan energi serta menyerahkan semua wewenang kepada
menterinya. Sementara ia menghabiskan waktunya hanya untuk hal-hal yang tidak
karuan dan sia-sia, gila terhadap musik, penyanyi, komedi (badut lawak), dan
hiburan sia-sia lainnya.”
Kemunduran
astronomi Islam juga disebabkan terjadinya perebutan kekuasaan dan perang
saudara di kalangan umat Islam. tak terkecuali kekhalifahan Islam yang memiliki
hasrat dan ambisi pada kekuasaan. Krisis politik kemudian berimbas pada krisis
sosial dan ekonomi.
Kondisi
negara menjadi tidak menentu hingga berdampak terhadap perkembangan astronomi. Ilmu
astromi sulit berkembang karena semua sibuk menyelamatkan diri dari krisis
politik, sosial dan ekonomi.Pemerintah Islam kala itu sulit membiayai dan
memberikan fasilitas yang memadai demi kemajuan perkambangan astronomi Islam.
Penyebab
kemunduran lainnya juga disebabkan pemimpin Islam yang tidak peduli terhadap
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu astronomi. Diantara pemimpin Islam ada yang
memahami Al Qur’an secara tidak menyeluruh. Mereka hanya memahami dan
mengamalkan Al Qur’an sebatas ritual. Sehingga banyak aspek kehidupan dalam Al
Qur’an yang tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. Kesadaran ilmiah dan ilmu
pengetahuan yang luntur dan redup menambah mundurnya ilmu astronomi.
Faktor
Eksternal
Jatuhnya
peradaban Islam yang disebabkan faktor eksternal itu meliputi serangan
musuh-musuh Islam, baik dalam perang fisik maupun perang pemikiran. Kota
Baghdad yang dahulu dikenal sebagai pusat peradaban Islam dan menjadi perhatian
bangsa lain, pun runtuh dan dijatuhkan oleh bangsa Mongolia, dibawah pimpinan
Hulagu Khan.
Seorang
sejarawan terkenal bernama Sir Thomas Arnold mengatakan: “…kekhalifahan
terakhir dari Bani Abbasiyah, Mustassim, dipaksa menyerah dan dieksekusi mati
bersama sebagian besar anggota keluarga kerajaan. Sekitar 800.000 penduduk
dibawa keluar dari kota Baghdad menuju tempat pembunuhan missal dan sebagian
besar isi kota itu hangus terbakar.”
Bangsa
Mongol dibawah komando Hulagu, membakar semua literature dan buku-buku yang ada
di perpustakaan beserta alat hasil temuan para ilmuwan muslim. Tindakan barbar
itu merugikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk astronomi di masa
selanjutnya. Salahsatu dampak yang
dirasakan adalah sulitnya mencari referensi untuk melakukan penelitian-penelitian
lanjutan. (Desastian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar